MAKALAH KONSEP DASAR PENDELEGASIAN
DI SUSUN UNTUK MEMENUHI
TUGAS MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN
I
Dosen pengampu :Andriyani
Mustika,
S.kep.Ns
Di susun oleh:
Kelompok
2
1.
SILVIAN
HENDRA FENDIANTOKO (SK.109.169)
2.
SITI
CHAERIYAH (SK.109.170)
3.
SRI
NURHAYATI (SK.109.182)
4.
SUCI
DEWI RAHAYU (SK.109.183)
5.
TRI
WULAN (SK.109.195)
6.
TRI
YULIONO (SK.109.196)
7.
WIRDA
RO’IKHATUT TAMAMAH (SK.109.208)
8.
YUWIENDA
TYAR ASMARANI (SK.109.215)
9.
ZULFA
ISTATI MAHARDANI (SK.109.221)
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN KENDAL
2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas
rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat
melaksanakan tugas membuat makalah ini walaupun sangat sederhana.
Tujuan membuat makalah ini guna melengkapi salah
satu tugas mata kuliah Modul Manajemen Keperawatan.
Disamping itu juga menambah pengetahuan tentang konsep pendelegasian.
Dalam kesempatan ini pula kami mengucapkan terima
kasih kepada :
- Tuhan YME.
- Ibu Andriyani Mustika, S.Kep.,Ns. dan Tim selaku koordinator dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keperawatan.
- Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Kami percaya bahwa dalam menyusun makalah ini masih
banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka dari itu kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca
semua.
Kendal, 21 Desember
2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada
fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar tugas yang
diselesaikan oleh manajer (tingkat bawah, menengah dan atas) bukan hanya hasil
usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Bagi manajer,
pendelegasian bukan merupakan pilihan tetapi suatu keharusan. Ada banyak tugas
yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini,
pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas.
Ada banyak alasan yang tepat untuk melakukan
pendelegasian. Kadang kala manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga
mereka dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan
keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi. Manajer dapat mendelegasikan tugas
jika seseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik atau memiliki keahlian yang
tinggi atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan masalah. Pendelegasian juga
dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran atau “pemberian” kesempatan kepada
pegawai. Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung jawab yang sesuai dapat
menjadi bosan, tidak produktif, dan tidak efektif.
(Marquis, Bessie L,
dkk.2010 )
B. Tujuan
1. Mahasiswa
mampu mengerti dan memahami pengertian delegasi.
2. Mahasiswa
mampu mengerti dan memahami aspek penting dalam pendelegasian.
3. Mahasiswa
mampu mengerti dan memahami metode-metode pendelegasian
4. Mahasiswa
mampu menganalisis wewenang yang dapat didelegasikan maupun yang tidak dapat
didelegasikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendelegasian
Menurut Marquis
dan Huston (1998) dalam Nursalam (2002) bahwa pendelegasian adalah
penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Dapat juga diartikan sebagai
suatu pemberian suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan
tujuan organisasi.
Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan manajemen profesional yang dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara struktural (Swanburg, RC., 2000).
Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan manajemen profesional yang dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara struktural (Swanburg, RC., 2000).
Definisi pendelegasian secara sederhana adalah
menyelesaikan tugas melalui orang lain atau mengarahkan tugas kepada satu orang
atau lebih untuk mencapai tujuan organisasi. Namun, definisi yang lebih komplek
dari pendelegasian, superfisi, dan penugasan telah dibuat oleh American Nurses Association (ANA) dan
National Council of State Boards of Nursing (NCBSN) sebagai respon terhadap
adanya kompleksitas pendelegasian di area pelayanan kesehatan dewasa ini, yaitu
meningkatnya jumlah pekerja, yang relative tidak terlatih dan tidak memilik
izin, yang merawat pasien secara langsung. ANA
(1996) mendefinisikan pendelegasian sebagai pemindahan tanggung jawab dalam
melakukan tugas dari stu orang ke orang lain. NCBSN (1995) mendefinisikan pendelegasian sebagai pemberian
wewenang kepada individu yang kompeten untuk melakukan aktivitas keperawatan
tertentu pada situasi yang ditentukan.
B. Aspek Penting Dalam Pendelegasian
a.
Fokus
pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya
menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi.
b.
Pendelegasian
dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas penghargaan dan kesadaran
terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang "berharga", serta memerhatikan
harga diri dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerja dipandang
sebagai subjek, dan bukan objek kerja.
c.
Pendelegasian
yang menghasilkan melibatkan harapan-harapan yang meliputi bidang berikut.
·
Menekankan pada
tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada waktu depan yang
telah ditentukan ("desired results").
a.
Pendelegasian
menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan bagaimana
mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi.
b.
Pendelegasian
memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban membuat/memberi
laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan
dievaluasi oleh pemimpin.
·
Pelaksanaannya
dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang jelas, baik bagi tugas
maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman,
larangan-larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus bekerja/melakukan
kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja dengan baik/patut.
·
Melibatkan
sumber-sumber daya ("resources") yang pasti. Pendelegasian menyatakan
(disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya, antara lain sumber
daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai seseorang
untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.
·
Dinyatakan
dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban ("responsibility"
dan "accountability"). Pendelegasian menyatakan patokan yang akan
digunakan untuk menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya
tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat dilakukan dengan
membuat/memberi pelaporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk
diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
·
Mempertimbangkan
risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki ("consequences"). Pendelegasian
dapat menyatakan akibat-akibat yang akan terjadi, yang baik maupun yang tidak
baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang didelegasikan.
Akibat-akibat ini dapat diukur melalui evaluasi/pengkajian yang dilakukan
dengan meneliti deskripsi tugas dan hasil kerja atau produk yang telah
dilakukan atau dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan dan prosedur,
ataukah malah sebaliknya.
C. Metode-Metode Pendelegasian
· Cara bijaksana, yaitu sikap bertanggung jawab penuh
dari pemimpin dan bawahan. Pemimpin melaksanakan pendelegasian serta memberi
dukungan, sementara bawahan siap serta taat kepada pemimpin dalam melaksanakan
tugas/tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.
· Cara konsistensi, yaitu sikap pasti yang terus-menerus
dipertahankan oleh pemimpin dan bawahan.
·
Efektif dan
efisien, yaitu memperhitungkan faktor kualitas dan kuantitas kerja.
· Pragmatis dan produktif, yaitu berorientasi kepada
hasil atau produksi tinggi, sesuai dengan perencanaan.
D. Wewenang yang Didelegasikan
Menurut Taiylor, (1993 : 55-66) wewenang yang didelegasikan itu ialah wewenang yang termasuk :
- pekerjaan rutin
- pekerjaan yang merupakan harus
- pekerjaan yang terlalu banyak
- hal-hal yang khusus
- pekerjaan terus menerus sama
- proyek-proyek yang menyenangkan
Sedangkan wewenang yang tidak boleh didelegasikan
yaitu :
- Upacara
- Menentukan kebijakan
- Masalah-masalah perssonalia yang khusus
- Krisis
- Masalah-masalah rahasia
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Delegasi
merupakan sala satu alat kepemimpinan, kita memerlukan kecakapan untuk dapat
mempergunakanya mengetahui kegunaan dan cara kerjanya sehinga kita dapat
mengambil keputusan dalam memberi delegasi seseorang yang tepat pada
orang yang sesuai dengan bidang atau skilnya. Sementara kekuaasaan di pandang
sebagai kerangka interaksi antara manusiayakni diantaranya, identifikasi
situasi posting. Mengusulkan tugas yang dipilih orang, mengidentifikasi apa
tujuan yang ingin Anda capai, Monitoring, atau memberitahu karyawan untuk ketika
pekerjaan akan diperiksa dan apa kriteria, Menilai, atau memberikan umpan
balik, baik positif ketika pekerjaan itu dilakukan dengan sukses. Jika secara
rasional dalam pendekatan persuasif bahwa Jika saya cukup bekerja, saya
berarti saya yang penting dan diperlukan untuk organisasi.
B. SARAN
Dalam pembahasan ini sangat penting
dalam berorganisasi. Ketika kita sebagai seorang pemimpin mendelegasikan
pekerjaan wewenang yang akan dapat memperlancar pekerjaan yang tertumpuk. Dan
sebagai seorang pemimpin memegang kekuasaan kenapa tidak kita
gunakan delegasi kekuasan itu. Karena delegasi kekuasaan adalah pelimpahan
tanggung jawab yang dapat mengendalikan organisasa itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nursalam.
2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam
Praktik Keperawatan Profesional. Ed.1. Jakarta:Salemba Medika.
2. Swanburg, RC.
2000. Pengantar Kepemimpinan &
Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis terjemahan. Alih bahasa Suharyati
Samba, editor Monica Ester. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Marquis,
Bessie L, dkk.2010.Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan : Teori dan Aplikasi.Edisi 4.Jakarta:EGC